Oleh: Ahmad Makki Hasan (Guru SMA Negeri 1 Malang)
ahmadmakkih@gmail.com / 081334672119

Nuansa berbeda selama dua bulan terakhir di kota Malang telah banyak mengundang perhatian setiap orang. Berbagai kegiatan dikemas sedemikian rupa. Acara demi acara seakan tidak pernah berhenti sebagai bentuk ungkapan syukur; mulai dari kegiatan yang berbentuk pesta rakyat hingga yang bersifat religiusitas. Semua itu tiada lain dalam sebuah rangkaian peringatan satu abad kota Malang. Tepat pada 1 April 2014 lalu kota Malang genap berusia 100 tahun.

Dalam rangka momentum HUT kota Malang, Pemerintah kota Malang dengan struktur pemerintahan baru menggagas tema besar “Dengan semangat satu abad kota Malang, kita wujudkan masyarakat ceria, cerdas dan cemerlang menuju kota yang bermartabat”. Menjadi sebuah visi dan harapan bersama yang ditawarkan oleh pemerintah kota Malang agar dapat diwujudkan. Setiap elemen masyarakat diminta bahu-membahu; tidak sekedar mensosialisasikan jargon tema tersebut namun lebih dari itu diharapkan bekerja sama menerjemahkan dan membumikan tema besar itu secara bersama-sama guna menyongsong kota Malang baru yang lebih baik.

Kota Malang memang merupakan daerah yang memiliki potensi nilai jual dan daya saing sangat tinggi baik di tingkat regional maupun nasional bahkan internasional. Kota malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya tumbuh dan berkembang setelah pemerintah kolonial Belanda membangun daerah ini pada masa silam. Terlebih salah satu hasil sidang paripurna gotong royong kotapraja Malang pada tahun 1962 ditetapkan Kota Malang sebagai Kota Pelajar atau Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata yang kini lebih dikenal dengan Tribina Cita Kota Malang.

Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri. Pada perkembangannya kini, masyakarat kota Malang dihadapkan dengan segudang persoalan dan problematika. Setumpuk permasalah kian banyak dan menambah daftar PR yang harus segera terselesaikan. Mulai dari kesenjangan masyarakat akibat kemiskinan dan disparitas yang makin tinggi hingga keruwetan mengatasi kemacetan lalu lintas dan tata letak kota yang kian padat dan tidak terkendali.

Pemimpin baru kota Malang dengan momentum satu abad menjadi harapan besar bersama terwujudnya masyarakat yang BERMARTABAT. Sebuah akronim dari BERsih, Makmur, Adil, Religius-toleran, Terkemuka, Aman, Berbudaya, Asri, dan Terdidik. Sebagimana yang tercantum dalam prioritas pembangunan kota Malang yang hendak diwujudkan sepanjang periode 2013-2018 dengan slogannya Peduli Wong Cilik. Oleh sebab itulah, tidak heran jika kini masyarakat seakan memiliki tumpuan besar agar dapat menjadikan kota Malang yang bermartabat. Bermartabat bukan hanya sekedar akromin seperti di atas melainkan jika sebuah istilah yang menunjukan pada sebuah harga diri kemanusiaan, yang memiliki arti kemuliaan.

Bermartabat merupakan perwujudan suatu kondisi kemuliaan bagi Kota Malang dan seluruh masyarakatnya. Dalam konsep Islam dikenal dengan ungkapan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang makmur yang diridhoi oleh Allah SWT). Sebuah tatanan masyarakat seperti ini akan dapat benar-benar terwujud jika baik dari unsur pemeritah maupun bagi setiap elemen yang ada dalam masyarakat senantiansa mengedepankan tiga unsur; yakni Ceria, Cerdas dan Cemerlang.

Pertama, Ceria; dalam artian mengedepankan integrasi atau kebersamaan. Pemerintah maupun masyarakat harus memiliki rasa senasib dan seperjuangan. Suasana saling membantu satu sama lainnya serta memiliki sebuah keterikatan atau hubungan. Keadaan di mana setiap anggota masyarakat dapat beradaptasi dan bersikap komformitas. Apabila masing-masing individu dapat mengendalikan prasangka yang ada sehingga terhindar terjadi konflik hal itulah yang dapat disebut dengan masyarakat yang senantiasa dalam suasana ceria.

Kedua, Cerdas; berarti sistem demokrasi harus terbagun dengan baik dan kokoh. Sebuah demokrasi harus terwujud walaupun dalam perbedaan pandangan sekalipun. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. Perbedaan pendapat dan kepentingan dianggap sebagai hal yang wajar. Jika sebuah perselisihan dapat diselesaikan dengan perundingan atau dialog untuk memcapai kompromi atau mufakat maka itulah wujud sebuah masyarakat yang cerdas.

Dan ketiga, Cemerlang; bermakna pembangunan harus berbasis pada konsep civil society. Sukarela dan swadaya menjadi ruh sebagai bagian dari bentuk masyarakat madani. Suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Sebuah proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Masyarakat dengan keadaan yang saling bergotong royong, rukun, aman, nyaman, dan sejahtera serta berperilaku yang sopan santun, saling menyayangi, saling membantu dan saling membutuhkan antara yang kaya dan yang miskin menjadikan masyarakat itu cermerlang.

Dari tiga elemen di atas (ceria, cerdas dan cemerlang); kota Malang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, adil, makmur dan sentosa. Dengan kata lain, masyarakat kota Malang secara umum akan dapat memiliki keunggulan-keunggulan dan berdaya saing tinggi untuk menempatkan diri sebagai kota yang terkemuka dengan berbagai prestasi di segala bidang. Kota Malang pada saatnya nanti akan menjadi salah satu acuan barometer kemajuan, perubahan sosial dan stabilitas tatanan masyarakat yang dikenal di seantero Indonesia dan bahkan hingga di dunia.

Akan tetapi hal itu semua tentu perlu upaya dan kerja keras dari semua pihak untuk menciptakan masyarakat ideal sebagaimana yang diharapkan bersama. Bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah an sich namun juga setiap individu masyarakat kota Malang berkewajiban menjalankan dan menjaga keberlangsungkan tiga unsur tersebut dalam setiap aktivitas kemasyarakatan. Dan tidak mustahil pada suatu saat masyarakat kota Malang yang bermartabat dengan ceria, cerdas dan cemerlang benar-benar akan dapat terwujud. Semoga!

***

Artikel ini telah dimuat di harian Malang Post edisi Selasa, 20 Mei 2014 dalam rangka Lomba Penulisan Artikel (Ceria, Cerdas, Cemerlang Menuju Malang Bermartabat) Kerjasama Harian Malang Post dengan Pemerintah Kota Malang

 

 

Info Lomba