*)  Telah dimuat di harian Radar Bromo (Jawa Pos Group) Edisi, (Ahad) Minggu 15 Maret 2020

 

LOGO HARLAH 97 NUTanggal 16 Rajab 1441 H bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2020 M merupakan momentum bersejarah berdirinya organisasi kemasyarakat (ORMAS) berbasis keagamaan terbesar di Indonesia. Adalah Nahdlatul Ulama’ yang artinya Kebangkitan Ulama’ atau Kebangkitan Cendekiawan Islam, disingkat NU, resmi dibentuk oleh sejumlah kiai (ulama) di Surabaya, Jawa Timur. Tepatnya pada Tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M. Pendiri utamanya adalah Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari yang saat itu didukung penuh oleh para kiai diantaranya KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Ridwan, KH Nawawi, KH Doromuntaha. Untuk diketahui bersama bahwa salah satu Keputusan Pleno Komisi Organisasi pada Muktamar NU ke-33 di Jombang pada tahun 2015 menyatakan bahwa peringatan hari lahir (harlah) NU dilaksanakan pada setiap tanggal 16 Rajab dengan hitungan tahun (Islam) hijriah.

Berdirinya NU tidak dapat dilepaskan dengan adanya spirit keislaman dan keindonesian. Di satu sisi keberadaan ORMAS ini untuk mempertahankan ajaran ahlus sunnah wal jamaah (aswaja). Ajaran keislaman yang mengambil sumber dari Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Saat itu, Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yaitu mazhab wahabi di Makkah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam yang dianggap biang maraknya ritual bi’ah. Disisi lain, kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan mencoba membentuk organisasi pergerakan. Sejarah mencatat NU dibangun di atas tiga fondasi, yaitu keilmuan (tashwirul afkar), ekonomi (nahdlatut tujjar), dan nasionalisme (nahdlatun wathan). (lebih…)

*) Telah dimuat di Harian Duta Masyarakat Edisi Rabu, 26 Februari 2020

 

2017-08-10

Pernyataan Prof. Yudian Wahyudi yang menyebutkan agama sebagai musuh terbesar Pancasila menuai banyak kritikan. Terlebih karena Prof. Yudian Wahyudi adalah selain Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta juga sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo awal bulan Februari ini. Pernyataan kontoversial itu beliau sampaikan dalam kesempatan wawancara ekslusif di salah satu media nasional beberapa waktu lalu. Secara umum banyak kalangan yang kecewa dengan pernyataan tersebut karena dianggap kontra produktif atas apa yang telah terbangun selama ini berbicara Pancasila vis a vis agama.

Sejarah mencatat, sejak disahkan dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila memang telah secara resmi menjadi dasar (baca: Ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ialah sembilan tokoh bangsa yang berhasil mencetuskan itu adalah Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara ini telah melalui perdebatan yang sangat Panjang. (lebih…)

Picture1234

Pada era yang serba modern ini, kita tak bisa terlepas dari kemajuan zaman yang ada. Dalam dunia pendidikan, para pembelajar dituntut untuk mengikuti pesatnya perkembangan zaman. Di zaman sebelum modern, pembelajaran hanya monoton dilakukan dengan papan tulis hitam dan kapur putih yang terkadang membuat banyak debu dan kotoran. Namun, di era modern ini banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran secara lebih efektif, inovatif, dan menyenangkan. Salah satunya adalahdengan cara memanfaatkan teknologi canggih yang ada. (lebih…)

Oleh: Ahmad Makki Hasan**

Riyadhus Shalihin yang artinya taman orang-orang shalih merupakan salah satu kitab karya Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy (631-676 H). Imam Nawawi sebutan populernya, termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 Hijriah. Beliau dikenal sangat ‘alim, zuhud, wara’, qana’ah dan berwibawa. Seorang ulama besar dalam fiqih mazhab Imam Syafi’i yang telah mencapai derajat yang tinggi yaitu mujtahid fatwa. Karya-karya beliau mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para ulama di seluruh dunia. Selain kitab dalam bidang hadits ini, karya-karya beliau lainnya membahas seputar fiqih, akhlak dan bahasa. Bahkan di Indonesia sendiri, khusus kitab Riyadhus Shalihin sangat masyhur dan menjadi salah satu kitab wajib di seluruh pesantren.

Dalam kitab ini, Imam Nawawi mengambil materinya dari kitab-kitab sunnah terpercaya yang dikenal dengan kutubussittah (enam kitab hadits utama) yaitu Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim), Sunan An-Nasa’i (As-Sunan As-Sughra), Sunan Abu Dawud, Sunan (Jami) At-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah. Beliau menyatakan tidak memasukkan ke dalam kitabnya ini kecuali hadits-hadits yang shahih. Bahkan beliau pun menunaikannya sehingga tidak didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit. Itupun menurut pandangan dan ilmu beliau adalah termasuk hadits shahih pula. (lebih…)

Oleh: Ahmad Makki Hasan**

Istilah santri dan kiai merupakan kata yang tidak asing di dunia pesantren. Bahkan tiga term kata ini (santri, kiai dan pesantren) menjadi hal yang sangat populer bagi masyarakat Indonesia utamanya di tanah Jawa. Bahkan jauh sebelum berdirinya bangsa Indonesia, santri dan kiai sudah turut andil dalam membangun peradaban dan pendidikan masyarakat di Indonesia. Tidak heran jika peran kaum santri dan kiai dalam mendirikan, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia telah banyak tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa ini.

Sudah banyak diketahui bahwa kata “Santri” dalam berbagai bahasa yang telah diserap dalam bahasa Indonesia mengandung makna kaum terpelajar. Sedangkan “Kiai” adalah gelar dari masyarakat yang diberikan karena keluasan dan kedalaman ilmunya, serta karena pengabdiannya untuk masyarakat di sekelilingnya. Adapun “Pesantren” adalah sebuah pendidikan tradisional para santri , belajar di bawah bimbingan seorang kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap. (lebih…)

AHMAD MAKKI HASAN (IDUL FITRI 1438 H)

Program Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Jaringan

 

Program Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Jaringan (Arab Online)  برنامج العربية على الإنترنيت  

Program Bahasa Arab Dalam Jaringan (Arab Online)  برنامج العربية على الإنترنيت adalah program utama yang diselenggarakan secara online dan merupakan titik balik dalam sejarah pengajaran Bahasa Arab kepada penutur asing. Program ini merupakan model pembelajaran baru yang ditawarkan oleh Saudi Electronic University untuk mengajarkan bahasa Arab. Saya dapat mengatakan lebih lanjut lagi bahwa program ini membuat belajar bahasa Arab sebagai bahasa asing dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, di seluruh dunia. Dengan keunggulan program tersebut, keindahan bahasa Arab dapat dinikmati di seluruh dunia.

#arabiconline
#SEU
#saudielectronicuniversity
#arabic_day
#الجامعة_السعودية_الإلكترونية
#اليوم_العالمي_للغة_العربية
#haribahasaarabsedunia
@ahmadmakkihasan
#ahmadmakkihasan